BENARKAH MEREKA AHLI SUNNAH?

image

Pengakuan‬ itu adalah hak setiap orang, setiap insan di muka bumi ini syah-syah saja untuk membuat pengakuan. Tidak ada undang-undang untuk melarang bahwa seseorang ngefan dan cinta berat kepada sosok Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, gusdur atau jokowi (asal tidak melelebihi batasan syar’i)..

Demikian juga mengaku-aku (mengklaim) cinta kepada sosok selebriti, artis, atau tokoh olah ragawan, semisal: Cristiano Ronaldo itu boleh-boleh saja.

Namun pengakuan jangan hanya sebatas dan sekedar ngaku-ngaku. Pengakuan itu harus dibuktikan dalam bentuk nyata, terealisasi dalam kehidupan. Cinta itu ada bukti, janji setia itu terpatri. Bukan malah menghianati, apalagi mencundangi.

Cinta kepada Nabi, pembela syari’at Illahi, bermadzhab kepada Imam Syafi’i, adalah sesuatu yang sering digembor-gemborkan pada saat ini. Dan yang tak kalah hebohnya dari zaman bahaula sampai saat ini, adalah pengakuan dari sekelompok orang-orang yang berfaham ‘Ahli Sunnah Wal Jamaah’.

Sebagaimana kita ketahui bahwa ahli sunnah adalah profil seseorang yang mengetahui/menguasahi, mencintai dan membela akan sunnah-sunah Nabi-Nya. Dan kata jamaah yang bermakna sekelompok orang yang berkomitmen, eksis dan istiqomah dalam menjalani dan meniti dalam kehidupannya yang merujuk kepada sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam, sebagai pengemban risalah-Nya dan suritauladan bagi ummat Islam di seluruh dunia.

BERDUSTA DAN MENGHINA

Namun sungguh aneh bin ajaib, ada orang yang berkoar-koar dan mengklaim berfaham Ahli Sunnah Wal Jamaah (aswaja), namun dalam fakta kehidupannya justru sangat jauh sangat jauh berbeda. Secara logika saja seorang yang mengaku cinta sunnah, semestinya ia membenci lawannya, yaitu bid’ah. Bukan sebaliknya…

Jadi sebenarnya klaim mereka sebagai ahli sunnah telah gugur, sebab mereka justru sangat cinta, menggandrungi, bahkan membela sampai mati-matian ritual-ritual bid’ah dalam agama, jadi mereka telah berdusta.

Dan yang ini bukan sulap, juga bukan sihir, ada orang yang berkoar-koar dan mengklaim sebagai ahli sunnah, namun dalam fakta kehidupannya justru sangat jauh berbeda. Mereka tidak hanya sekedar berdusta, tapi justru menghina Sunnah-sunnah Nabi yang semestinya mereka bela, malah dicela, dicemooh dan dijadikan sebagi bahan olok-olokkan.

Lihatlah di postingan dan coment-coment mereka di fb, twitter dan blogger para bid’ah lover’s:

Memendekkan kumis dan memelihara jenggot sebatas genggaman tangan adalah sunnah Nabi, tapi kenapa mereka katakan:

“Macam jenggot kambing, jenggot naga, jenggot awut-awuttan, ciri teroris, dls.”

Merapatkan shaf dalam sholat berjamaah adalah perintah Nabi, tapi kenapa mereka katakan:

“Mana mungkin syetan menggoda shaf-shaf dalam sholat, syetan itu hanya menggoda hati.”

Berhijab bagi wanita sampai menutup dada adalah perintah Alloh dan Rasul-Nya, tapi kenapa mereka katakan: “Bagai kelalawar, batman turun jalan, ninja, dls.”

Memakai pakaian diatas mata kaki bagi laki-laki adalah perintah dari Sang pengemban risalah-Nya, disepakati para Sahabat, dan disetujui oleh para ulama ahli hadist, tapi kenapa mereka katakan: “Abu cingkrang, secingkrang otaknya, sekte cingkrang, dls.”

Seorang mukmin yang rajin sholat, dan memperbanyak sujudnya dalam sholat-sholat sunat, tidak menolak kemungkinan ada bekas di dahi, tapi kenapa mereka katakan: “Abu gosok, jidat gosong, dls.”

Duhai para perindu Syurga, para pecinta Nabi, pembela risalah, pengaku Ahli Sunnah Wal Jamaah, dan pengemban ahli waris Rasululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam…,

sadarkah dengan apa yang telah kalian katakan……??? Sungguh ucapan kalian adalah dusta belaka kepada Nabi-Nya yang mulia dan menghina syari’at Alloh Ta’ala.

Perhatikanlah Firman Alloh dalam surat Luman[31]: 6

“Dan diantara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Alloh tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Alloh itu olok-olokan. Mereka itu akan memeperoleh azab yang menghinakan.”

“Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.” (Al-Jasiyah: 7) 

___________

Tinggalkan komentar